catatan tentang ayah

Ayah...
aku bukan seseorang yang mampu dengan pongah atau serta merta menyatakan rasa. 
kepadamu terutama.
tak banyak yang mampu aku ungkapkan dengan kata-kata, 
sebab dirimu tentu jauh lebih istimewa dari bualan-bualan kalimat indah.
Kepadamu ku titip cinta ku lewat goresan tinta,
dari tiap-tiap aksara yang tercipta sebagai penggambar rasa
.

kepada kalian, siapapun yang membaca...
Aku hanyalah gadis kecil saat berjalan terseok ke arahnya, 
takzim mendengar apa-apa yang di ucapkannya. 
tak bermaksud menggurui, beliau menasihati.
menyentuh lembut kepalaku, 
mendoákan apa-apa yang mampu ia lafalkan,
seringkali aku menangis tergugu dihadapan nya. 

ayahku... segala kebaikan layak untuk dirimu,
sebab engkau adalah pelita 
yang akan membawa ku nantinya menuju singgasana terbaik tujuan tiap-tiap manusia. 
engkau adalah pembimbingku, 
yang tak pernah lelah mengajariku ilmu agama.
katamu engkau bukan sarjana, bukan pengenyam bangku sekolah, 
namun bagiku pelajaran darimu jauh lebih istimewa dari apa-apa yang ku terima dibangku-bangku sekolah bahkan kuliah. 

ku tatap wajahnya yang semakin lama terlihat semakin menua,
kerut demi kerutan muncul diantara kokohnya rahang. 
tulang-belulang mulai menandakan arti kelelahan, 
Ayah... menatapmu yang sedemikian aku tak kuasa menahan air mata. 
engkau yang bertahun-tahun merawatku sejak kepergian ibunda, kini pasrah merasa tua. 

namun engkau masih sama, 
masih sering  mengajakku bercerita. 
menceritakan betapa gagahnya dulu saat dirimu masih belia, 
sesekali aku tertawa, sesekali aku menyeka buliran di bola mata, 
namun pancaran matamu selalu mengisyaratkan kerinduan, 
kerinduan pada masa-masa muda, juga kerinduan pada ibunda.

manis sekali caramu bercerita, 
pelan-pelan tiap kata terasa semakin bermakna, 
lewat tulisan-tulisan ingin kusampaikan betapa aku sangat mencintamu, 
dari kecil hingga kini aku mulai beranjak dewasa. 
putri-putri kecilmu telah tumbuh oleh masa ayah, 
seberapapun engkau menolak berpisah, 
namun kenyataannya kehidupan memang selalu menjadi pertemuan dan perpisahan. 

ayahku... 
bagimu kami masih tetaplah sama. 
putri-putri kecil kesayanganmu, putri-putri kecil yang selalu ingin kau jaga. 
ayah... engkau pun harus mengerti, 
semakin kami dewasa, 
semakin kami ingin menjagamu pula, 
semoga ayah sehat selalu, 
diberikan umur yang panjang 
agar masih banyak waktu ku untuk mencoba membahagiakanmu. 

salam sayang dariku, putri kecilmu. 

#20harimenulis #FLPjambi #Day1

Comments

Popular Posts